Jumat, 22 Maret 2013

Buletin Maret



Quovadis Pendidikan Indonesia?

Oleh: Dr. H. Hari Suderadjat, M.Pd.


Pada tahun1970-an, guru-guru Matematika dan IPA SMA/STM Indonesia diminta Malaysia untuk mengajar di sekolah-sekolah mereka, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Ada dua arti dari peristiwa tersebut, pertama Malaysia sadar bahwa peningkatan mutu pendidikan hanya dapat dilaksanakan oleh guru-guru yang profesional, oleh karena itulah mereka meminta bantuan Indonesia mengirimkan guru-guru Indonesia yang dinilai mereka profesional. Kedua, hal tersebut merupakan pengakuan Malaysia terhadap tingginya mutu pendidikan Indonesia. Artinya pada tahun 1970-an mutu pendidikan Indonesia lebih tinggi dari Malaysia.

Bagamana peningkatan mutu pendidikan di Indonesia?

Salah satunya adalah dengan melakukan penyempurnaan kurikulum yaitu tahun 1975, 1984, 1994, 1999 yang merupakan kurikulum materi pelajaran (subject matter curriculum development), dan Kurikulum tahun 2004 dan Kurikulum 2006 yang berbasis kompetensi (competence-based curriculum development). Bagaimana hasil pendidikan Indonesia dalam membangun SDM dibandingkan dengan Malaysia?

Ternyata IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Malaysia berada pada peringkat ke 61, dan meninggalkan Indonesia pada peringkat ke 124 dari 187 negara. Sedangkan dalam lingkup regional, Malaysia menduduki peringkat ke 2, sedangkan Indonesia menduduki peringkat ke 12 dari 21 negara Asia Pasifik (Data Menko Kesra 2011: http://data.menkokesra.go.id). Artinya mutu pendidikan Indonesia tertinggal jauh dari Malaysia. Mengapa? Pemikiran sederhana dari peristiwa tahun 1970-an, Malaysia meningkatkan mutu pendidikan melalui profesionalisasi guru. Dapat diduga bahwa guru-guru Malaysia belajar dari guru-guru profesional Indonesia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan mereka. Hasilnya, mutu pendidikan mereka meningkat dengan pesat.

Mengapa?

Dunia pendidikan mengakui bahwa guru adalah jantungnya pendidikan, artinya adalah bahwa komponen  kunci peningkatan mutu pendidikan adalah guru, sedangkan kurikulum hanyalah merupakan dokumen perencanaan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum, keberhasilannya dalam peningkatan mutu pendidikan akan sangat tergantung mereka yang melaksanakannya yaitu guru dan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan tumpuan keberhasilan manajemen sekolah.

Negara anggota OECD (Organization for Economic Cooperation Development) yang menyadari pentingnya guru profesional dan kuatnya kapasitas lembaga pendidikan adalah Shanghai-China, hasilnya berdasarkan data tahun 2009 OECD adalah: siswa berumur 15 tahun Shanghai, mendapat hasil test PISA (Program for International Student Assessment) dalam Membaca dengan ranking 1, Indonesia ranking 57, dalam Matematik siswa Shanghai berada pada ranking 1, Indonesia ranking 61, dan dalam Sains (IPA) siswa Shanghai berada pada ranking 1, Indonesia ranking 60, dari 65 negara. Kesimpulannya, Indonesia berada pada 10 negara terbawah, dan Shanghai nomor 1 dari 65 negara. Pola Shanghai tersebut identik dengan reformasi pendidikan Indonesia yang ditetapkan dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:
Pertama, pemberdayaan sekolah melalui MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) ditetapkan pada pasal 51 ayat (1),
Kedua, kurikulum dikembangkan oleh satuan pendidikan (KTSP) ditetapkan pada pasal 38 ayat 2,
Ketiga, STTB diberikan kepada siswa setelah lulus  ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan ditetapkan pada pasal 61 ayat (2),

Ketiga hal tersebut menggambarkan bahwa peningkatan mutu pendidikan dilaksanakan oleh sekolah, yaitu oleh guru-guru profesional dalam manajemen sekolah yang kuat, karena faktanya memang sekolah yang melaksanakan pendidikan, tidak di Dinas ataupun Kemendikbud.

Kesimpulannya adalah, peningkatan mutu pendidikan hendaknya dilaksanakan melalui peningkatan kompetensi dan kualifikasi guru, dan peningkatan kapasitas lembaga pendidikan yang berkelanjutan dan terintegrasi, yang pernah dilakukan di SMK pada tahun 1989 dengan istilah Pengembangan Sekolah Seutuhnya (School Integrated Development).    


Pendidikan yang bermutu merupakan fondasi bagi pembangunan industri, seperti yang dialami Korea, yang saat ini mulai menyaingi Jepang dalam industri mobil dengan mobil KIA dan Hyundai. Dampaknya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, sedangkan negara yang mutu pendidikannya rendah, pendapatan perkapita dari masyarakatnyapun rendah seperti data tahun 2011 berikut ini.  GNI (Gross National Income) Malaysia sebesar US$ 13,685 sedangkan Indonesia hanya US$ 3,716 (Data http://en.wikipedia.org).

Bahkan dalam segi pembentukan moral generasi muda, hasil pendidikan Indonesia sangat menghawatirkan, seperti adanya aliran sesat, geng motor, narkoba dan minuman keras, free sex di kalangan remaja, tawuran siswa dan budaya menyontek.


Pada saat ini pendidikan di Indonesia, kembali disibukkan oleh perubahan Kurikulum 2006 menjadi Kurikulum 2013, hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah kita tidak akan belajar dari sejarah pendidikan Malaysia dan Indonesia sejak tahun1970-an hingga sekarang?

Kesibukan pendidikan pendidikan di Indonesia ditambah dengan perubahan pola Ujian Nasional (UN), yang ditanggapi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung dengan anjuran agar sekolah lebih banya melaksanakan Try Out siswa bisa lulus UN dan mendapatkan STTB. Sepertinya pendidikan kita hanya sebatas untuk mendapat STTB (Certificate Oriented), padahal sejak penulis jadi kepala STM Pembangunan (Sekolah Model Nasional) pada tahun 1974, berusaha untuk menghindari pendidikan yang hanya berorientasi kepada selembar ijazah. Kita harus memberdayakan sekolah sebagai Pusat Pembangunan Masyarakat (Social Development Center).    


Ar-Rafi’ Drajat Center
Sekretariat Pusat:
Jl. Pelajar Pejuang  45, No. 122, Bandung, 40264
Telp. 022-73036140, 7536320
E-mail: arrafidrajatcenter@gmail.com

Lembaga Diklat                                           Lembaga Diklat 2
Perguruan Ar-Rafi’ Bandung                         Perguruan Ar-Rafi’ Baleendah
Jl. Sekejati III No. 20                                   Jl. Raya Banjaran No. 173A Km. 12
Kota Bandung                                              Reungascondong Baleendah 40375
Telp. 022-7311009                                       Telp. 022-70686497
Web. www.perguruanarrafi.sch.id                  Web. www.sdarrafi2.sch.id                            














Selasa, 19 Maret 2013

Kegiatan Ar-Rafi' Drajat Center Dalam Acara Diskusi Panel
Tentang Sosialisasi Kurikulum 2013 dan Implementasinya di 
Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur

Kegiatan Sosialisasi Kurikulum dan Implentasinya di Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS) SMK Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, dengan nara sumber tunggal dari Ar-Rafi' Drajat Center yaitu Dr. H. Hari Suderadjat, M.Pd. Kegiatan dilaksanakan pada hari Rabu Tanggal 13 Maret 2013 dengan para peserta berjumlah 100 orang dari Pengawas SMK, Kepala SMK, Wk. Kurikulum, Ketua Program Studi, Guru Adaptif dan Guru Normatif.
















Jumat, 08 Maret 2013

Selasa, 05 Maret 2013

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com